BERSAMA KITA CIPTAKAN GENERASI YANG KREATIF DAN MANDIRI

Senin, 18 Mei 2020

Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah

Bulan Syawal yang indah dan suci akan segera tiba. Tidak ada kata yang bisa diucapkan untuk menyambutnya. Kecuali sebuah permohonan maaf dan sebuah doa. Agar kita semua senantiasa dijaga kesehatannya. Stay Safe and Healthy. Minal Aidil Wal Faidzin, Mohon maaf lahir dan bathin.

Jaga stress anak saat pandemi

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Fidiansjah mengatakan kreativitas orang tua sangat dibutuhkan untuk membuat berbagai aktivitas menyenangkan guna menjaga tingkat stres anak di rumah selama menjalani masa pandemi Covid-19. Fidiansjah dalam bincang-bincang tentang kesehatan jiwa di Kementerian Kesehatan yang dipantau melalui media sosial Instagram di Jakarta, Rabu (7/5) mengatakan, kondisi pandemi yang mengharuskan banyak keluarga di dalam rumah semestinya menjadi kesempatan untuk memperkuat kebersamaan antaranggota keluarga. Dia mengatakan apabila anak, khususnya remaja, mulai stres menghadapi banyaknya tugas dan tidak bisa keluar rumah dalam masa pandemi, orang tua disarankan untuk membuat suasana belajar menjadi nyaman. Selain kegiatan belajar dari rumah, orang tua sebaiknya memberikan kesempatan kepada anak memiliki waktu untuk melakukan hal-hal yang disukainya. "Ini kesempatan untuk sama-sama beres-beres rumah. Yang suka tanaman, misalnya bisa menanam tanaman hidroponoik. Ini kesempatan yang bagus untuk saling mengekspresikan kebersamaan," kata Fidiansjah. Psikiater dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dr Lahargo Kembaren, Sp.KJ sebelumnya juga mengatakan dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini perlu memberikan perhatian pada kesehatan jiwa anak dan remaja. Dokter Lahargo menyarankan agar setiap orang tua untuk selalu hadir bila anak membutuhkan dan terus menjalin komunikasi yang baik. Orang tua juga harus memberikan kenyamanan kepada anak dengan melakukan berbagai kegiatan atau aktivitas yang produktif. "Kesehatan jiwa anak remaja perlu dapat perhatian, orang tua harus selalu hadir dengan kesungguhan hati, pastikan anak terhubung dengan teman dan keluarga, buat nyaman dengan kegiatan atau aktivitas produktif. Menjaga kesehatan jiwa anak juga penting, langsung periksakan ke tenaga profesional kesehatan jiwa bila dibutuhkan," kata Lahargo. Fidiansjah mengatakan bahwa rentang stres yang dialami seseorang berbeda-beda dan memiliki skala timbulnya gejala yang luas. Pada beberapa kasus ringan masih dapat dikelola dengan bercerita kepada orang lain, namun pada kasus tertentu sudah harus ditangani oleh tenaga profesional dan ditangani dengan konsumsi obat-obatan. "Pada kasus tertentu harus ditangani tenaga profesoinal, harus makan obat karena kerusakan sudah terjadi dari tubuh, tidak sekadar pikiran. Ini perlu ke dokter psikiater untuk mendapatkan obat untuk meningkatkan lagi daya tahan terhadap situasi dan mengelola emosi," kata Fidiansjah. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menyediakan layanan konsultasi kesehatan jiwa dengan menghubungi pusat layanan telepon terkait Covid-19 di 119 pada extension 8. Masyarakat yang mengalami masalah kecemasan atau kesehatan jiwa lainnya bisa menghubungi pusat layanan telepon tersebut untuk pendampingan kesehatan jiwa.

Tips dari ketua komisi perlindungan anak Indonesia Kak Seto

Psikolog Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto meminta para orangtua untuk sabar mendampingi anak-anaknya yang menjalani belajar dari rumah akibat pandemi Covid-19. Kak Seto mengatakan, sifat tidak sabar dari orangtua tersebut dapat menyebabkan anak-anak mereka merasa stres selama masa belajar dari rumah. "Mohon jangan sampai pada saat putra-putri tercinta belajar di dalam keluarga mereka menjadi lebih stres, menjadi lebih mudah uring-uringan marah-marah, karena kadang-kadang ayah dan bunda kurang sabar," kata Kak Seto dalam konferensi pers, Sabtu (4/4/2020). Kak Seto menuturkan, salah satu resep untuk menjaga kesabaran ialah bergembira atau bersemangat. Namun, menurut dia, kata gembira itu dapat dimaknai juga sebagai gerak, emosi cerdas, makan dan minum, beribadah dan berdoa, istirahat, dan aktif berkarya yang bila disingkat menjadi "Gembira". Kak Seto mejelaskan, gerak yang ia maksud artinya orangtua harus tetap bergerak bukannya malas bergerak dengan hanya menonton televisi atau bermain gawai saja. "Huruf berikutnya adalah E, E adalah emosi cerdas, emosi boleh, marah boleh, tapi marah yang cerdas tidak membanting piring, tidak menutup pintu dengan kecepatan 100 km per jam atau mengutip segala koleksi kebun binatang misalnya," ujar Kak Seto. Kemudian, Kak Seto mengingatkan orangtua untuk mengonsumsi makanan dan minuman bergizi serta tidak lupa untuk beribadah dan berdoa. Selanjutnya, Kak Seto mengatakan bahwa orangtua maupun anak tetap perlu mendapat waktu istirahat yang cukup. Menurut dia, bekerja di rumah dan belajar di rumah ini juga daat menjadi momen untuk membangun kerukunan kembali. "Kita kompakkan kembali kerukunan, lupakan konflik-konflik yang pernah terjadi, kesempatan kita bersinergi bergandeng tangan merapatkan barisan di dalam keluarga, ramah kepada putra-putri, ramah kepada istri atau suami tercinta," kata dia. Terakhir, Kak Seto mengajak para orangtua untuk berkarya dengan melakukan hal-hal sederhana seperti mengggambar, membuat puisi, ataupun memasak. Kak Seto menyampaikan, rasa gembira itu juga perlu ditularkan kepada anak selama menjalani masa belajar dari rumah,, misalnya dengan mengajar melalui kegiatan menyenangkan seperti bernyanyi atau berdongeng. "Mohon para ayah dan bunda bisa menjadi sahabat anak, sahabat putra-putri tercinta, kita sekarang mengambil alih atau memerankan sebagai guru tapi guru zaman now sudah banyak berubah, guru zaman now bisa menciptakan suasana belajar yang ramah anak di sekolah," kata Kak Seto.

Dampingi anak belajar dirumah ❤

1. Suasana aman dan nyaman Sebisa mungkin, pada masa pandemi virus corona ini orang tua bisa menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman. Ini adalah kunci utama efektifnya proses belajar. Sehingga, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan kondisi rumah senyaman mungkin bagi anak untuk belajar. Contohnya, tidak ada suara televisi, musik keras atau percakapan yang lantang saat anak sedang bersiap untuk belajar atau sedang belajar. 2. Suasana positif Ciptakan suasana positif yang mendukung proses belajar mengajar. Orang tua dapat mendampingi anak saat anak belajar daring, mengerjakan tugas dari sekolah atau belajar mandiri. Kehadiran orang tua dalam proses pendampingan belajar mengajar merupakan sebuah energi positif penambah semangat belajar bagi anak. 3. Terapkan kedisiplinan Cobalah untuk memberlakukan proses belajar mengajar di rumah dengan disiplin. Terapkan "aturan main" untuk proses belajar mengajar di rumah. Misalnya, jam berapa anak harus mulai belajar, istirahat, melanjutkan belajar, makan dan beribadah. Diskusikan dengan anak tentang pembagian waktu tersebut dan konsekuensi terbaik apa yang bisa diterapkan bersama. Dengan adanya pemberlakuan disiplin ini, harapannya kegiatan belajar mengajar bisa terjadwal dan rutin. Sehingga waktu yang digunakan untuk belajar mengajar di rumah menjadi efisien. 4. Waktu disesuaikan Karena kondisi masih seperti ini, maka waktu belajar di rumah tidak harus sama dengan waktu belajar di sekolah. Proses dan tugas belajar harus disesuaikan dengan kondisi anak, orang tua dan lingkungan di rumah. Jangan menetapkan target terlalu tinggi bagi anak untuk menyelesaikan tugas sekolahnya dalam satu waktu sementara orang tua juga memiliki tugas lain yang harus dikerjakan. Orang tua sebaiknya menetapkan target yang dapat dicapai anak per harinya. Sehingga anak dapat belajar untuk mengatur irama belajar mengajar di rumah yang efektif. Baca juga: Belajar di Rumah, 6 Langkah Beri Siswa Tugas Membahagiakan 5. Jangan stres Usahakan agar para orang tua tidak stres. Sebelum mendampingi anak belajar, pastikan bahwa kondisi orang tua dalam situasi yang baik atau tidak stres. Sehingga proses belajar mengajar dapat tersampaikan dengan baik. Jika orang tua sedang tidak mood, proses pendampingan belajar mengajar akan menjadi tidak menyenangkan. 6. Siapkan bahan di luar materi Orang tua juga harus bisa menyiapkan bahan-bahan bacaan di luar materi yang diajarkan secara daring/ditugaskan oleh sekolah untuk menambah wawasan baru bagi anak. "Misalnya, materi tentang Covid-19, bencana pandemik, kesehatan maupun kesenian untuk disampaikan kepada anak dengan menggunakan bahasa orang tua," ujar Dr Eva seperti dikutip dari laman IPB University, Senin (6/4/2020). 7. Libatkan anak Agar bisa menambah wawasan anak, maka orang tua harus melibatkan anak dengan berbagai aktivitas di rumah, seperti: membuat kue memasak membersihkan rumah berkebun bereksperimen kegiatan kreatif lainnya "Tentunya kegiatan ini dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan disertai dengan penjelasan. Sehingga anak tertarik dan rasa ingin tau anak untuk belajar semakin bertambah," katanya. 8. Permainan edukatif Ajak anak melakukan berbagai permainan edukatif di rumah pada waktu istirahat belajar. Terutama permainan edukatif yang melibatkan aktivitas fisik, misalnya: bermain lompat tali sit up main catur puzzle bulutangkis permainan lainnya untuk memberikan hiburan dan aktivitas fisik yang menyehatkan serta menyenangkan. Pendampingan belajar mengajar bisa bergantian antara Ibu dan Ayah, sehingga pembagian peran orang tua dapat dilakukan dan anak akan mendapatkan suasana belajar yang berbeda. 9. Bacakan buku cerita Tak hanya itu saja, orang tua juga bisa membacakan buku, bercerita dan berdiskusi bersama tentang buku yang telah dibaca.
Melibatkan anak untuk membuat sebuah projek bersama yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar juga bisa dicoba. Misalnya membuat masker bersama, membuat hand sanitizer atau projek bersama lainnya yang mengasah kreaktivitas dan rasa ingin tahu anak.