Kiat Memperlakukan Buah Hati
Penulis:Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin
**Pahami anak sebagai individu yang berbeda. Seorang anak dengan yang lainnya memiliki karakter yang berbeda.
Memiliki bakat dan minat yang berbeda pula. Karenanya, dalam menyerap
ilmu dan mengamalkannya berbeda satu dengan yang lainnya. Sering terjadi
kasus, terutama pada pasangan muda, orangtua mengalami ?sindroma? anak
pertama. Karena didorong idealisme yang tinggi, mereka memperlakukan
anak tanpa memerhatikan aspek-aspek perkembangan dan pertumbuhan anak.
Misal, anak dipompa untuk bisa menulis dan membaca pada usia 2 tahun,
tanpa memerhatikan tingkat kemampuan dan motorik halus (kemampuan
mengoordinasikan gerakan tangan) anak.
فَاتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. (At-Taghabun: 16)
Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Apabila
aku melarangmu dari sesuatu maka jauhi dia. Bila aku perintahkan kamu
suatu perkara maka tunaikanlah semampumu. (HR. Al-Bukhari, no. 7288)
Kata مَا اسْتَطَعْتُمْ
(semampumu) menunjukkan kemampuan dan kesanggupan seseorang
berbeda-beda, bertingkat-tingkat, satu dengan lainnya tidak bisa
disamakan. Ini semua karena pengaruh berbagai macam latar belakang.
** Memberi tugas hendaklah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.(Al-Baqarah: 286)
**Berusahalah untuk selalu menghargai niat, usaha dan kesungguhan anak. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ?alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi Allah
melihat kepada hati (niat) dan amal-amal kalian. (HR. Muslim no. 2564)
Jangan
mencaci maki anak karena kegagalannya. Tapi berikan ungkapan-ungkapan
yang bisa memotivasi anak untuk bangkit dari kegagalannya. Misal, ‘Abi
tidak marah kok, Ahmad belum hafal surat Yasin. Abi tahu, Ahmad sudah
berusaha menghafal. Lain kali, kita coba lagi ya.?
** Tidak membentak, memaki dan merendahkan anak. Apalagi di hadapan teman-temannya atau di hadapan umum. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَعْرُوفًا
‘Dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.’ (An-Nisa`: 5)
** Tidak membuka aib (kekurangan, kejelekan) yang ada pada anak di hadapan orang lain. Dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ?anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa menutup (aib) seorang muslim, Allah akan menutup (aib) dirinya pada hari kiamat. (HR. Al-Bukhari no. 2442)
** Jika anak melakukan kesalahan, jangan hanya menunjukkan kesalahannya semata.
Tapi berilah solusi dengan memberitahu perbuatan yang benar yang
seharusnya dia lakukan. Tentunya, dengan cara yang hikmah. ?Umar bin Abi
Salamah radhiyallahu ‘anhu berkata:
كُنْتُ
غُلَامًا فِي حِجْرِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَكَانَتْ يَدِي
تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
يَا غُلَامُ، سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ
Saat
saya masih kecil dalam asuhan Rasulullah Shallallahu ?alaihi wa sallam,
saya menggerak-gerakkan tangan di dalam nampan (yang ada makanannya).
Lantas Rasulullah Shallallahu ?alaihi wa sallam menasihatiku, Wahai
ananda, sebutlah nama Allah (yaitu bacalah Bismillah saat hendak makan).
Makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari makanan yang ada di
sisi dekatmu. (HR. Al-Bukhari no. 5376)
** Tidak memanggil atau menyeru anak dengan sebutan yang jelek.
Seperti perkataan: Dasar bodoh! Ini berdasarkan hadits Ummu Salamah
radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ بِخَيْرٍ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ
Janganlah
kalian menyeru (berdoa) atas diri kalian kecuali dengan sesuatu yang
baik. Karena, sesungguhnya malaikat akan mengaminkan atas apa yang
kalian ucapkan. (HR. Muslim no. 920)
** Perbanyak ucapan-ucapan yang mengandung muatan doa pada saat di hadapan anak. Seperti ucapan:
بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ
Semoga Allah memberkahi kalian.
Allah Subhanahu wa Ta?ala berfirman:
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia. (Al-Baqarah: 83)
Juga selalu mendoakan kebaikan bagi sang anak, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta?ala:
وَالَّذِينَ
يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan
orang-orang yang berkata: Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami
istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Furqan: 74)
** Berusahalah untuk senantiasa berlaku hikmah dalam menghadapi masalah anak. Tidak mengedepankan emosi. Tidak
mudah menjatuhkan sanksi. Telusuri setiap masalah yang ada pada anak
dengan penuh hikmah, tabayyun (klarifikasi). Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا
Dan barangsiapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. (Al-Baqarah: 269)
**Berusahalah bersikap adil terhadap anak-anak dan berbuat baik kepadanya.
إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
‘Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.’(An-Nahl: 90)
** Hindari sikap-sikap dan tindakan yang menjadikan anak mengalami trauma, blocking (mogok), malas atau enggan belajar.
Sebaliknya, ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar. Dari Anas
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا
‘Permudah dan jangan kalian persulit. Gembirakan, dan jangan kalian membuat (mereka) lari.’ (HR. Al-Bukhari no. 69)
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar